Kamis, 12 Oktober 2017

Dampak Pengguna Zat Adiktif Bagi Kesehatan

Dampak Pengguna Zat Adiktif Bagi Kesehatan


Banyak sekali peredaran zat-zat aditif di kalangan masyarakat sehingga menyebabkan munculnya kontroversi akan bahayanya bagi kesehatan tubuh kita. Untuk itu perlu adanya pengawasan intesif bagi pemerintah dan masyarakat guna mengurangi terjadinya penyalahgunaan zat aditif yang dilakukan oleh agen-agen yang tidak manusiawi. Saya akan mencoba share postingan yang saya ambil dari suatu referensi buku sekolah.
Nama zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan
1.      Formalin :
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2.      Boraks :
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3.      Natamysin : 
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4.      Kalium Asetat :
Kerusakan fungsi ginjal.
5.      Nitrit dan Nitrat :
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6.      Kalsium Benzoate :
Memicu terjadinya serangan asma.
7.      Sulfur Dioksida :
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8.      Kalsium dan Natrium propionate :
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9.      Natrium metasulfat :
 Alergi pada kulit




·         Nama Zat Pewarna dan Penyakit yang ditimbulkan :
1.      Rhodamin B (pewarna tekstil)
Kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus
2.      Tartazine
Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
3.      Sunset Yellow
Menyebabkan kerusakan kromosom
4.      Ponceau 4R
Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
5.      Carmoisine (merah)
Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
6.      Quinoline Yellow
Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
·         Nama Zat Pemanis dan Penyakit yang ditimbulkan
1.      Siklamat :
Kanker (Karsinogenik)
2.      Sakarin :
Infeksi dan Kanker kandung kemih
3.      Aspartan :
Gangguan saraf dan tumor otak
4.      Semua pemanis buatan : 
Mutagenik



·         Nama Penyedap rasa dan Penyakit yang ditimbulkan
1.      Mono natrium Glutamat dan Monosodium Glutamat:
Kelainan hati, trauma, Hipertensi, Stress, Demam tinggi, Mempercepat proses penuaan, Alergi kulit, Mual, Muntah, Migren, Asma, Ketidakmampuan belajar, Depresi.
      J Tips Sehat  J      
1. Usahakan bawa makanan dari rumah
2. Biasakan sarapan agar tidak terlalu banyak jajan
3. Banyak mengkonsumsi sayur, buah dan banyak minum air putih
4. Olahraga teratur
5. Cuci tangan sebelum makan
6. Tidak jajan di luar kantin sekolah
7. Teliti sebelum membeli makanan

Jenis-Jenis Zat Adiktif

Jenis-Jenis Zat Adiktif


Jenis – Jenis Zat Aditif Pada Makanan Saat jam istirahat waktu sekolah atau saat kita sedang berjalan-jalan bersama teman kita, pasti kita membeli jajanan untuk sekadar cemilan atau penghilang rasa haus. Jajanan yang sering kita beli adalah es dengan berbagai macam rasa seperti stroberi, melon, anggur, dsb. Warnanya yang terlihat segar dan rasanya yang manis tentu akan membuat kita ketagihan untuk membelinya. Tetapi, pernahkah terpikir oleh kalian jika jajanan tersebut mengandung pewarna dan pemanis yang tidak sehat ?? seperti apakah pewarna dan pemanis yang sehat itu ? simak bahasan Gudang Biologi berikut ini.

Zat aditif merupakan bahan-bahan yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah yang sedikit dan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa, tekstur, penampakan, serta agar tahan lebih lama saat disimpan. Ada 2 macam zat aditif yaitu zat aditif alami dan buatan.

Zat Aditif Alami

Berikut ini merupakan macam-macam zat aditif alami :

a. Pewarna

Kunyit
Kunyit memberikan warna kuning pada pembuatan makanan. Biasanya, kunyit digunakan dalam pembuatan nasi kuning dan juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas.

Wortel
Wortel memberikan warna oranye pada makanan. Biasanya digunakan pada pembuatan selai nanas. Wortel mengandung provitamin A yaitu B-karoten yang menyebabkan warna oranye pada bahan makanan.

Daun Suji
Daun suji memberikan warna hijau pada makanan dan bisa juga digunakan sebagai zat warna pada minuman.

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan
Source: Google Images

b. Pemanis

Gula tebu /Gula Pasir
Gula pasir yang dihasilkan dari tanaman tebu biasa ditambahkan sebagai rasa manis dalam pembuatan sirup. Gula pasir juga digunakan sebagai pengawet, karena gula bersifat higroskopis dengan menyerap air sehingga mikroorganisme tidak dapat berkembang dan mati.

Gula Aren
Gula aren yang dihasilkan dari nira bunga aren biasa digunakan pada pembuatan jenang dan dodol.

Gula Jawa/Gula Kelapa
Gula jawa atau gula kelapa yang dihasilkan dari buah kelapa sering digunakan sebagai   pemanis minuman seperti dawet, es kelapa muda, sirup, dll.

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan
Source: Google Images

Madu
Madu merupakan pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang alami. Jadi, selain sebagai pemanis, penggunaan madu juga menambah kandungan gizi di dalam makanan.


c. Pengawet

Garam Dapur
Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri dalam makanan. Hal itu disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopis (menyerap kandungan air dalam makanan) seperti gula pasir.

Bawang Putih
Bawang putih digunakan sebagai bahan pengawet karena ketika diiris bawang putih akan mengeluarkan aiicin, yaitu suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Asam Cuka/Asam Asetat
Asam cuka mampu membunuh bakteri dalam makanan sehingga sering digunakan sebagai bahan pengawet roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.


d. Penyedap

Garam Dapur
Garam dapur merupakan penyedap yang paling sering ditambahkan ke dalam makanan.  Garam beriodin bagus untuk mengurangi risiko penyakit gondok.

Bawang Putih
Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan sebagai bahan penyedap.

Cabai Merah
Cabai merah mengandung vitamin C hijau dan digunakan sebagai perangsang selera makan.


e. Pemberi Aroma

Daun Jeruk
Daun jeruk memberikan aroma yang membangkitkan selera makan dan dapat menghilangkan bau amis pada ikan.

Vanili
Vanili banyak digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak.

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan
Source: Google Images

Serai
Serai biasanya digunakan sebagai penambah aroma pada pembuatan minuman penghangat tubuh. Selain itu, serai juga digunakan untuk menambah aroma segar pada makanan bersantan.

Daun Pandan
Daun pandan biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi. Selain itu, aroma harum dan daun pandan juga dimanfaatkan pada pembuatan kue, bubur, atau es.



Zat Aditif Sintesis Atau Buatan

Berikut ini merupakan macam-macam zat aditif buatan:

a. Pewarna
Pewarna berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya. Berikut ini merupakan tabel pewarna sintetis :

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan

Zat pewarna yang sudah dilarang penggunaannya adalah rhodamin B dan amaranth  (pewarna merah), methanil yellow (pewarna kuning).

b. Pemanis
Pemanis sintetis diantaranya sebagai berikut :

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan

c. Pengawet
Pengawet sintetis di antaranya sebagai berikut :

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan

d. Penyedap
Penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (monosodium glutamat). Penyedap sintetis lain adalah nukleotida seperti guanosin monofosfat (GMP) dan ionosin monofosfat (IMP).

e. Penambah Aroma
Zat aditif ini digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan diantaranya :

Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan

f. Pengatur Keasaman
Contoh pengatur keasaman sintetis antara lain asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, dan amonium bikarbonat.

Itulah pembahasan singkat mengenai Jenis-jenis Zat Aditif Pada Makanan sekarang kalian sudah mengetahu zat-zat aditif apa saja yang biasanya digunakan pada makanan. Oleh karena itu sebaiknya kalian berhati-hati ketika ingin membeli suatu makanan sebaiknya kalian menghindari untuk mengonsumsi makanan yang menggunakan zat aditif buatan karena jika dikonsumsi secara berlebihan nantinya akan memberi dampak yang kurang baik terhadap kesehatan tubuh kalian.

Zat Aditif : Pengemulsi

Zat Aditif : Pengemulsi


Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.[1] Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.[1] Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut.[1] Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif.[1] Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil.[1]
Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam karboksilat.[2] Molekul sabun tersusun atas ekor alkil yang non-polar (akan mengelilingi molekul minyak) dan kepala karboksilat yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat).[1] Pada industri makanan, telur dikenal sebagai pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada.[2] Di dalam telur (banyak pada kuning telur dan sedikit pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan suatu emulsifier.[2] Contoh bahan yang dibuat dengan cara ini adalah mentega, margarin, dan sebagian besar kue.[2]


Gambar terkait

Zat Aditif : Pengental

Zat Aditif : Pengental


Umumnya bahan pengental saus yang digunakan adalah tepung. Adapun jenis pengental lain yang digunakan yaitu cornstarch(krim kental segar), liaison (susu dan kuning telur) dan egg yolk (kuning telur). Seberapa aman zat pengental dalam saus bagi kesehatan?

Saus umumnya berbentuk seperti cairan atau setengah cairan. Saat disajikan bersama daging, sayuran atau hidangan penutup, saus akan memberikan rasa yang khas, tambahan gizi dan kelembaban sehingga mambuat hidangan lebih menarik.

Sambal dan kecap manis merupakan saus utama pada sebagian besar masakan Indonesia. Jika ke sebuah restoran yang menyediakan masakan China, terutama mie bakso, biasanya di meja makan telah tersedia berbagai botol atau tempat yang digunakan untuk mewadahi saus tomat atau saus cabai.

Bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan saus antara lain adalah: air, gula, garam, cuka, bawang putih dan pengental. Kadang-kadang juga ditambahkan zat pewarna, penyedap, dan pengawet makanan. Zat pewarna tekstil dan pengawet nonpangan tentu tidak boleh digunakan.

Kualitas saus dinilai berdasarkan beberapa faktor antara lain kekentalan dan penampilan harus lembut tanpa gumpalan, rasa yang khusus tetapi terjaga cita rasanya dan disajikan dengan baik terutama mempunyai kilauan yang indah.

Umumnya bahan pengental saus yang digunakan adalah tepung. Untuk saus dengan pengental berupa tepung, tingkat kekentalannya sangat ditentukan oleh jumlah pati yang ditambahkan. Makin banyak pati yang ditambahkan, makin kental saus yang dihasilkan.

Tepung yang biasa digunakan sebagai pengental antara lain tepung terigu, tepung beras dan tepung maizena (jagung). Pengental yang berasal dari tepung antara lain slury dan rouxSlury berbahan baku tepung beras yang ditambahkan cairan (air, kaldu, susu) sedangkan roux berasal dari mentega yang ditambahkan tepung.

Adapun jenis pengental lain yang digunakan yaitu cornstarch (krim kental segar), liaison (susu dan kuning telur) dan egg yolk (kuning telur).

Penggunaan pengental dalam saus tidak memiliki ADI (Acceptable Daily Intake) secara spesifik karena bahan-bahan yang digunakan sebagi pengental umumnya termasuk bahan tambahan pangan jenis GRAS (Generally Recognized As Safe). Menurut FDA (1997), GRAS bukan termasuk bahan tambahan pangan dan termasuk zat yang aman dan tidak berefek toksik.

Pati termodifikasi digunakan secukupnya saja sesuai dengan cara produksi pangan yang baik. Pernyataan ini sesuai dengan Permenkes RI. No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) untuk pengemulsi, pemantap, dan pengental.

Tidak perlu cemas akan keamanan saus dari segi pengental karena bahan bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang aman bagi kesehatan.

Intensitas warna merah pada saus sangat tergantung kepada banyaknya zat pewarna yang ditambahkan. Tingkat keawetannya sangat ditentukan oleh proses pengolahan yang diterapkan dan jumlah bahan pengawet yang digunakan. Jika proses pengolahan (terutama pemasakan) dilakukan secara benar, dengan sendirinya produk menjadi awet, sehingga tidak diperlukan bahan pengawet yang berlebih.

Agar kita tidak terperdaya oleh kemasan, warna atau tampilan produk, ada baiknya untuk selalu mencermati informasi yang tercantum pada label kemasannya. Hal yang paling perlu untuk diperhatikan adalah ingridien (komposisi bahan penyusun), komposisi gizi, tanggal kedaluwarsa, berat isi, serta nama dan alamat produsen.

Faktor harga juga perlu menjadi pertimbangan. Produk yang berkualitas selalu terkait dengan biaya produksi yang lebih mahal, sehingga harga jualnya pun menjadi lebih mahal


Gambar terkait

Zat Aditif : Pemberi Aroma

Zat Aditif : Pemberi Aroma


Hasil penyelidikan Dr. Ho Man Kwok pada tahun 1969, mengungkapkan kasus yang dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Dalam kasus tersebut dinyatakan bahwa seseorang yang baru saja mengkonsumsi makanan di restoran Cina mengalami gejala-gejala sebagai berikut: merasa kesemutan pada punggung dan leher, rahang bawah, leher bawah terasa panas, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, dan pusing kepala. Dari hasil penyelidikan pada waktu itu diketahui bahwa penyebab utama timbulnya gejala-gejala tersebut adalah penyedap rasa MSG (mononatrium glutamat) yang terdapat dalam sup. Kadar MSG dalam sup memang relatif sangat tinggi, ditambah lagi kenyataan bahwa sup dihidangkan paling awal pada saat perut masih kosong/lapar sehingga MSG dapat dengan cepat terserap ke dalam darah dan menyebabkan timbulnya gejala-gejala CRS tersebut.
Sumber Gambar: indonesiaindonesia.com
Bahan penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini ada yang diperoleh dari alam berupa rempah-rempah (misalnya: bawang putih, bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan) dan ada pula yang sintetik. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang terdapat di alam, tetapi karena kebutuhannya jauh melebihi dari yang tersedia maka sejauh mungkin dibuatlah tiruannya.
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya. MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani. Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa).
Pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman, sehingga dapat membangkitkan selera konsumen. Penambahan zat pemberi aroma menyebabkan makanan memiliki daya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya minyak atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetik, misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang ambon, amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur). Jeli merupakan salah satu contoh makanan yang menggunakan zat pemberi aroma.

Gambar terkait

Zat Aditif : Penyedap

Zat Aditif : Penyedap


Penyedap rasa adalah bahan tambahan makanan yang memberikan rasa pada bahan tertentu, sehingga suatu makanan dapat bertambah manis, asam, dan sebagainya. Umumnya penyedap rasa diberikan kepada makanan yang tidak atau kurang memiliki rasa (misal agar-agar, masakan berkuah, dan sebagainya) sehingga disukai konsumen.
Dalam regulasi yang ditetapkan Uni Eropa dan Australia, setidaknya ada tiga kategori utama penyedap rasa:[1]
JenisDeskripsi
Penyedap rasa alamiDidapatkan dari tumbuhan dan hewan secara langsung atau melalui proses fisik, mikrobiologi, atau enzimatis. Dapat dikonsumsi secara langsung atau diproses terlebih dahulu.
Penyedap rasa identik alamiPenyedap rasa yang didapatkan dari sintesis atau isolasi secara proses kimiawi dan memiliki komposisi, struktur, dan sifat yang mirip dengan penyedap rasa alami secara kimiawi maupun organoleptik.
Penyedap rasa sintetisPenyedap rasa yang tidak terdapat di alam, didapatkan dari proses kimiawi dengan bahan baku dari alam maupun hasil tambang.

Berikut adalah contoh penyedap rasa :

Gambar terkait

Hasil gambar untuk zat penyedap

Teleskop

Teleskop PENGERTIAN TELESKOP Teleskop adalah sebuah alat bantu penglihatan (optik) untuk mengamati benda-benda yang jauh terutama...